Minggu, 18 Maret 2012

kEnaPa haRus "keNapA"???


Kenapa harus "kenapa"??? wah.. pertanyaan yang aneh tapi tentu pernah terlintas dalam pikiran teman2...

seperti ini...

Kenapa sich harus seperti itu??? Kenapa bisa begitu????

Orang lain tentu selalu ingin tau alasan dari "sesuatu" hal terjadi sehingga mereka selalu bertanya "kenapa"

Sudah sifat dasar manusia memang yang selalu ingin tau, dan yang menggemaskan adalah orang yang bertanya tidak pernah berpikir apakah dengan bertanya "kenapa", orang yang ditanya itu tak kenapa-kenapa??? bingung??? aku juga bingung kok, jadi mari sama2 bingung...


Kenapa harus "Kenapa"... 


Kita tak pernah mengerti perasaan orang yang di serang pertanyaan "kenapa" itu...
bak sudah jatuh tertimpa tangga pula... terkena musibah atau masalah, masih saja kita timpa dengan pertanyaan yang melelahkan... gimana tidak melelahkan jika kita harus menjelaskan kembali kronologis penyebab sesuatu hal terjadi... orang yang ditanya, kalau gak berusaha menyabarkan diri, tentu sudah sangat gemas untuk teriak atau membanting sesuatu... hag..hag...  karena pertanyaan "kenapa" lebih sering berarti menyalahkan.... huftttt...

Kita selalu bertanya... lalu bukankah lebih baik jika memberi masukan bukan malah menambah tekanan???? Tidak perlu lagi kita memboros pertanyaan yang tidak penting, karena toh semua sudah terjadi kan??? sebaiknyalah kita yang dijadikan pendengar baik sengaja ataupun tidak disengaja, cukup jadilah pendengar yang baik saja jika tak mampu menjadi pemberi masukan, jangan sekali2 menjadi penanya yang baik... karena menjawab pertanyaan itu terbukti melelahkan.. bukankah lebih sering jawaban mesti lebih panjang daripada pertanyaan itu sendiri??? coba aja kalau ada yang nanya "bagaimana"... wkwkwkwk

(^_____^)/


6 komentar:

  1. iya, emang bete tuh kl ada yg nanya "kenapa", apalagi menyangkut pribadi atau hobi, banyak yg nanya ke saya juga "kenapa mendaki, kan gak enak, cari penyakit, cari masalh,bla ... bla ...??" saya jawab pake senyum aje deh .... di jawabpun mereka tetep gak mau ngerti, hihihi wew, nasib .. nasib .. :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Orang lain mang susah untuk kita buat mengerti jalan pikiran kita, sama halnya sulit bagi kita mengerti jalan pikiran orang lain... makanya lebih baik kita tidak menjudge seseorang saat dy membuat "salah"... karena sesungguhnya kesalahan itu bukan kemauan mereka...

      Hapus
  2. Setuju.
    Bertanya pada orang yang lagi kena musibah malah akan memberi beban pikirannya lagi. Jalan yang bagus adalah mendengarkan keluhannya, kalau bisa memberikan jalan keluarnya. Jadi pendengar yang baik sangat diperlukan saat itu.

    BalasHapus